Pendidikan Islam dalam Bingkai Perdamaian
Pada tanggal 26 Mei 2023, saya berkesempatan untuk berbagi pandangan di Radio UNISIA AM 1179 KHZ dengan tema Pendidikan Islam dalam Bingkai Perdamaian. Dalam kesempatan ini, saya membahas berbagai aspek penting dalam dunia pendidikan Islam, termasuk bagaimana menciptakan lingkungan yang damai dan bebas dari kekerasan di sekolah-sekolah.
Selama sesi tanya jawab, seorang pendengar radio menyampaikan pendapat yang cukup 'unik', yaitu bahwa kasus bullying terhadap anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler terjadi karena kesalahan orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah reguler. Saya langsung menyampaikan pandangan yang berbeda, menegaskan bahwa setiap sekolah harus ramah anak dan menolak semua bentuk bullying, tanpa memandang latar belakang atau kebutuhan khusus siswa.
Bullying adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi dalam konteks apa pun. Hal ini dapat merusak psikologis dan emosional anak, serta berdampak jangka panjang pada perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya bebas dari bullying, tetapi juga aktif mencegah dan menolak segala bentuk kekerasan.
Saya juga menjelaskan bahwa sekolah damai dan ramah anak tidak bisa muncul begitu saja; itu adalah hasil dari upaya kolektif yang membutuhkan komitmen dari seluruh pihak, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menciptakan sekolah yang bebas dari bullying meliputi pendidikan dan kesadaran: mengedukasi siswa, guru, dan orang tua tentang bahaya bullying dan pentingnya inklusi.
Saya menutup sesi dengan mengajak semua pendengar untuk berperan aktif dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying dan mempromosikan perdamaian. Sekolah yang damai adalah tempat di mana setiap siswa, terlepas dari latar belakang atau kebutuhan mereka, merasa aman dan dihargai. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap anak, sehingga mereka dapat mencapai potensi penuh mereka tanpa rasa takut akan diskriminasi atau kekerasan.
Baca Artikel yang Lain di Sini
Komentar