Sharing Beasiswa LPDP Bersama Alumni Annuqayah
Di depan area kampus The University of Adelaide, South Australia |
Assalamu’alaikum. Semoga teman-teman semua dalam keadaan bahagia, sehat, semangat belajar dan selalu siap mengabdi untuk Indonesia tercinta. Senang sekali pada kesempatan kali ini, saya diminta oleh Atika Mustaghfiroh dan Iswatul Hasanah, untuk berbagi pengalaman bagaimana meraih beasiswa LPDP bagi teman-teman alumni Annuqayah. Sebenarnya, sudah banyak sekali cerita pengalaman mahasiswa meraih beasiswa LPDP yang bisa teman-teman akses lewat internet, dan juga di group WA, akan tetapi tidak ada salahnya apabila saya berbagi berdasarkan atas pengalaman saya. Beberapa hal sederhana yang ingin saya bagikan kepada teman-teman adalah, perjalanan hidup saya, cara mendapatkan LoA, pengalaman kuliah di Adelaide, dan cara menaklukkan serangkaian tes LPDP. Saya dikasih jadwal berbagi di group WA Annuqayah Squad for LPDP pada hari Senin 2 Oktober 2017 jam 19.30 - 20.30 WIB. Namun, sebelum itu saya ingin teman-teman semua membaca tulisan di bawah sampai tuntas dan silahkan telusuri semua link yang tersedia di dalam bacaan tersebut.
___________Selamat membaca__________
Tentang Saya
Saya memulai mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Annuqayah tahun 2000 dan lulus SMA 1 Annuqayah pada tahun 2006. Saat ini saya sedang menempuh Master of Education di The University of Adelaide, South Australia dengan mendapatkan beasiswa LPDP. Untuk lebih lengkap silahkan baca curriculum vitae saya (download) bisa juga melihat di Facebook, Linkedin, IG, profile di Indonesia Mengajar baik di websitenya atau dalam tayangan program Lentera Indonesia episode Pertama dan Kedua di NetTV.
Mendapatkan LoA
LoA adalah singkatan dari Letter of Acceptance atau bisa juga disebut LO, yaitu Letter of Offer, lihat contoh punya saya. Surat ini diberikan oleh kampus kepada calon mahasiswa yang dinyatakan lolos dan berhak melanjutkan studi di kampus tersebut. Biasanya ada dua macam LOA, yaitu LoA unconditional dan LoA conditional. LOA unconditional diberikan kepada calon mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus tanpa syarat, sedangkan LoA conditional diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang lolos dengan syarat, semisal belum memenuhi kualifikasi bahasa Inggris atau ada hal lain yang perlu dipenuhi. Sehingga kampus akan memberikan penjelasan mengenai apa yang butuh dilengkapi. Untuk mendapatkan LoA bagi mahasiswa yang akan melanjutkan S2 di luar negeri antara lain: memiliki kualifikasi akademik (ijazah, transkrip), Bahasa Inggris (TOEFL/IELTS), Personal Statement dan Surat Rekomendasi. Apabila ingin lebih jelas bisa juga menghubungi layanan gratis dari konsultan pendidikan, seperti IDP, Edlink Education dan Sun Education Group.
Pengalaman Kuliah di Adelaide
Cara Menaklukkan Serangkaian Tes LPDP
Kalau ditanya pengalaman kuliah di The University of Adelaide, South Australia, saya akan bilang sangat menyenangkan, subhanallah luar biasa. Silahkan baca tulisan Memaknai Masa Awal di Adelaide. Alhamdulillah saya juga terpilih menjadi General Secretary, Student Representative Council di The University of Adelaide.
Cara Menaklukkan Serangkaian Tes LPDP
Pertama, baca buku Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP (begitu pun kalau ingin mencoba beasiswa lain, cari buku panduannya dan baca dengan seksama). Lihat semua persyaratannya dan persiapkan. Di antara persyaratannya biasanya disuruh menulis Rencana Studi, Kontribusi Bagi Indonesia, dan Sukses Terbesar dalam Hidupku. Waktu saya mendaftar, persyaratan ketiga esai tersebut dalam bahasa Indonesia. Untuk saat ini sudah diisyaratkan menggunakan bahasa Inggris bagi peserta yang ingin melanjutkan beasiswa ke luar negeri. Kedua, karena seringkali banyak yang terkendala bahasa Inggris, belajarlah bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh. Ada baiknya silahkan baca tulisan saya tentang Belajar IELTS dengan harapan bisa tergambar bagaimana cara menaklukkan IELTS. Ketiga, apabila lolos dalam tahap administrasi, silahkan percaya diri dan antusias dalam wawancara, ambil inisiatif sebagai leader/fasilitator dalam proses LGD. Keempat, berpasrahlah kepada Allah, jika belum diterima, coba lagi dan cari beasiswa yang lain jika belum juga diterima.
Itu dulu dari saya, semoga dapat menginspirasi. Lebih lanjut kita diskusi di group WA. Terimakasih
Komentar
Sebagai orang desa, saya maupun Anda tidak perlu merasa inferior. Kesuksesan itu tidak hanya dimiliki orang kaya ataupun orang kota belaka. Orang desa yang secara ekonomi menengah ke bawah juga berpotensi menggapai mimpi yang dicita-citakan. Sebesar apa pun mimpi itu. Kuncinya adalah mau berproses, pantang menyerah, tahan mental, dan tidak mengenal lelah. Bahkan kalaupun harus mengorbankan materi untuk sebuah mimpi, semua harus diberikan. Mengutip kata Mas Nurul lagi, hidup harus be brave to take a risk.
Jujur, saya terkagum-kagum dengan sosok Mas Nurul Ikhsan. Perjuangannya begitu luar biasa guna meraih target hidupnya. Mulai dari usahanya mengikuti kursus bahasa Inggris hingga kegigihannya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes IELTS. Saat bacaan saya sampai pada kisah ini, saya bertanya-tanya sendiri, bisa nggak ya saya melakukan hal yang sama demi sebuah mimpi? Pertanyaan ini tentu tidak membutuhkan jawaban “bisa” atau “tidak”. Jawabannya adalah aksi nyata. Kerja keras.
Yang tidak kalah penting juga, kedisiplinan. Disiplin menggunakan waktu. Kedisiplinan itu memang tidak mudah diterapkan. Tetapi, harus tetap dilatih. Waktu 24 jam yang kita miliki harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk sejumlah kegiatan yang sudah ditargetkan.
Saya percaya, kesuksesan seseorang juga tidak luput dari kekuatan doa. Segala usaha manusia tentu ada intervensi Tuhan di dalamnya. Untuk itulah, kita tidak perlu membusungkan dada dan mengaku-ngaku kalau keberhasilan kita berkat usaha dan kegigihan kita sendiri. Ada kekuatan yang lebih dahsyat di balik itu, yang menyampaikan kita hingga ke puncak mimpi. Dzat yang punya kemampuan itu, tiada lain Allah Azza wa Jalla. La haula wa la quwwata illa billaah.... Jadi, kita harus tetap berdoa dan minta didoakan kepada orangtua. Terlebih kepada ibu. Sebab, doa seorang ibu lebih diistijabah.
Kesimpulannya, mimpi kita lebih dekat untuk tercapai apabila kita mau berusaha hingga titik penghabisan (ikhtiyar), berdoa, dan berpasrah diri (tawakkal). Demikian.
Saya menginginkan hadiah yang akan Mas Nurul berikan, sebab saya berencana untuk mengikuti beasiswa LPDP tahun depan, 2018, yang mensyaratkan adanya TOEFL. Untuk itulah, saya harus mengikuti tes TOEFL.
Tapi sampai menulis ini, saya sendiri bingung kenapa saya menulis catatan di kolom komentar. Okelah, sedikit tertantang dengan hadiah, tapi 'Mengikuti Tes TOEFL ITP Gratis' jelas tidak berlaku bagi saya. Karena jika saya benar-benar bertekad bulat mengikuti serangkaian tes LPDP tahun depan, saya tidak membutuhkan sertifikat TOEFL itu. Saya butuh 'Tes TOAFL gratis, Mas. TOAFL.' :D :D Semoga sampeyan melebarkan hadiah sampai ke TOAFL juga (Isin, Yaallah :'( )
Membaca tulisan Sampeyan dengan beberapa link di dalamnya, saya sempat mikir "Mungkin mood Tuhan sedang baik-baiknya saat menciptakan Sampeyan." Sehingga link demi link yang saya buka, paragraf demi paragraf yang saya baca, menunjukkan betapa sangat wajar ketika biodata Sampeyan bisa ditulis sampai sembilan halaman. Saya terus membaca dan berpikir untuk tidak mengabaikan senior (kan sesama alumni Annuqayah ;)) macam Sampeyan untuk saya curi dan babat habis pengalaman dan pengetahuannya (Kriminal, Bung. Kriminal :D).
Dan saya yakin Sampeyan tidak akan GR, kan Mas? Iya, Mas. GR itu tidak baik memang (macam tulisan redaksi Mojok.co saja :D. Tapi saya dan juga teman-teman yang lain akan bersyukur (baik secara langsung maupun tidak) telah Tuhan kenalkan dengan Sampeyan. Memang Sampeyan bukan satu-satunya yang terlihat menakjubkan di mata kami, setidaknya Sampeyan menjadi salah satu yang nyata. Daripada saya mengagumi otak Einstein, Dalailama, Kartini, wajah Zayn Malik dan Adam Levine, mereka tidak nyata. Saya tidak akan punya kesempatan bertanya-tanya langsung dengan mereka. Sekalipun Sampeyan tidak seuniversal mereka, tapi tetap saja. Ya begitulah, Mas. :D
Soal catatan pengalaman dalam melakukan rangkaian tes LPDP dan pertama kali di Austalia, saya membenarkan satu hal: Sukses itu nggak instan. Dalam proses pencapaiannya, bahkan bisa saja berdarah-darah. Pun keadaan Sampeyan sekarang, pasti bukan hanya karena pemberian murni dari Tuhan seperti tulisan saya di awal (itu hanya bumbu tulisan :), tapi memang sudah banyak usaha demi usaha yang anda lakukan mungkin sejak anda di bangku SD atau saat TK sekalipun.
Melakukan rangkaian tes LPDP juga, tidak bisa ujug-ujug daftar, tes, wawancara. Persiapan matang dari segala aspek, juga perlu belajar banyak dari para awardee terkait pengalaman mereka. Semua itu sangat emas bagi kita semua. Terimakasih.
Sudah dulu, ya, Mas. Jam 05.30 dikabarkan ada ada pemadaman listrik di daerah saya. :D Sekian dan Wassalamualaikum.
Selanjutnya, membaca artikel demi artikel yang Kak Ikhsan tulis saya menjadi sangat tersindir, utamanya pada tulisan yang megulas tentang proses belajar di Adelaide. Woww, ma'jleb sekali,Kak. Manajemen waktu yang baik, kesungguhan,dan persaudaraan adalah 3 hal yang memang harus dikantongi oleh setiap orang yang mau merubah diri dan hendak membawa perubahan besar pada lingkungan di sekitarnya. Saya sangat sadar akan hal itu. Namun, sayang sungguh sayang, 3 hal tersebutlah yang belum bisa saya kantongi sepenuhnya sejauh ini. Saya sangat buruk dalam hal mengatur waktu, stok semangat dan kesungguhan yang saya miliki pasang surut (dan sepertinya lebih sering surutnya. Hiks),Nah dalam hal persaudaraan,saya agak sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. (Btw, kok saya jadi curcol begini ya. Peace :D )
Kemudian mengenai kemurahan hati Kak Ikhsan untuk memberikan hadiah tes TOEFL gratis, saya sangat berterimakasih sekali meskipun belum tentu saya lah yang nantinya mendapatkan kesempatan tersebut. Mengikuti tes TOEFL merupakan salah satu resolusi saya di akhir tahun ini yang akan saya gunakan untuk mengikuti LPDP dan melamar pekerjaan yang mensyaratkan nilai TOEFL. Semoga dengan mendapatkan voucher tes TOEFL ini, saya kecipratan kesuksesan yang diraih Kak Ikhsan.
Terakhir, maaf, Kak saya buka lapak di sini. Barangkali berkenan untuk berkunjung ke blog saya www.ranazlaff.blogspot.com (ya meskipun amat sangat jarang sekali uodate tulisan, semoga dengan berkunjungnya Kak Ikhsan saya menjadi semakin tersindir dan sadar untuk terus berkarya lewat tulisan dan menghidupkan kembali blog saya yang mati suri)
Terima kasih sudah bersedia membaca komentar ini hingga tuntas. Semoga saya bisa bertemu dan sharing bersama Kak Ikhsan secara langsung.
Melihat bagaimana peejuangan Mas Nurul benar-benar bikin terharu. Seorang pria dari desa tang mampu menaklukkan dunia dengan jalur beasiswa. Dari kecil saya selalu memimpikahal tersebut juga terjadi pada saya, saya yg selalu melihat atlas dan mengagumi keindahan eropa sajgat ingin sekali melanjutkan pendidikan ke sana dengan jalur beasiswa.
Benar adanya, suatu keinginan tanpa usaha dan tawakkal tidak ada artinya, hanya akan menjadi keinginan yang akan menguap seiring waktu berjalan. Saya sekarang sedang menepuh pendidikan di semester 7 dan akan segera menyelesaikan skripsi. Ketika membaca tulisan Mas Nurul di atas yg akan memberikan hadiah tes tofl gratis saya langsung hersorak gembira. KESEMPATAN. Kesempatan untuk menndapatkan beasiswa TOFL dan saya kesempatan ini harus saya manfaat sebaika mungkin heheh. Dan saya sanfat berharap sekali setelah lulus kuliah bisa mengikuti test tofl.