Menjadi Pengajar Muda di Tulang Bawang Barat
Nama
Lengkap: M. Nurul Ikhsan Saleh, S.Pd.I
Nama
Panggilan : Nurul
Pendidikan
Terakhir: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta
Aktivitas/Organisasi/Pengalaman
Kerja :
-
Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Pendidikan
Yogyakarta, Bidang Pengembangan Bahasa Asing, Beswan Djarum DSO Semarang dan Kelompok
Studi Ilmu Pendidikan
-
Komunitas Peace Generation Yogyakarta yang
bergerak di bidang perdamaian pemuda dan organisasi kepemudaan Forum Indonesia
Muda (FIM) dan Senyum Community Yogyakarta
-
Aktif menulis opini dan resensi buku di
berbagai surat kabar lokal dan nasional. Selain itu, tiga tulisannya telah
dimuat dalam tiga buku kompilasi, sedangkan buku terakhir yang diterbitkan
adalah Peace Education
-
Pernah menjadi asisten dosen matakuliah
Metode Penelitian Pendidikan II di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan
Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan pernah mengajar di
Sekolah Dasar Negeri 30 Inp Ulidang selama 13 bulan
Prestasi:
-
Juara pertama LKTI se-Yogyakarta yang
diselenggarakan HMI Cabang Yogyakarta
-
Bagian dari 20 penulis terbaik Sayembara
Esai Nasional IDEA IPB
-
Menjadi 5 komentator terbaik Blog
Competition Beswan Djarum
-
Juara pertama LKTI se-Yogyakarta dan Jawa
Tengah Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
-
Juara Kedua LKTI DPP Bidang Penelitian
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
-
Juara Ketiga LKTI Jurusan Kependidikan
Islam
-
Peraih Beasiswa PT Djarum, Kementarian
Agama dan Pemerintah Kabupaten Sumenep
SD
Tempat Penugasan : SD Terang Agung, Dusun Terang Agung, Kecamatan Gunung
Terang, Kabupaten Tulang Barat
Secara
garis besar, ada tiga motivasi saya ikut bergabung menjadi Pengajar Muda pada
Gerakan Indonesia Mengajar. Pengabdian
menjadi motivasi Saya yang pertama untuk ikut bergabung dengan Indonesia
Mengajar (IM) lewat menjadi Pengajar Muda (PM) angkatan VII. Bagi saya, jalur
pengabdian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak berbatas waktu. Salah satu
jalan pengabdian bagi bangsa Indonesia yaitu dengan cara saya memilih menjadi
PM. Pengabdian seperti inilah yang saya pahami dalam agama saya sebagai
sebentuk jihad di jalan Tuhan.
Motivasi
kedua saya bergabung menjadi PM adalah untuk menginspirasi. Saya berkomitmen menginspirasi dengan cara
memaksimalkan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki agar bisa bermanfaat
sebesar-besarnya bagi kemaslahatan dan kebermanfaatan masyarakat. Saya ingin
berbagi inspirasi dengan siswa, guru, pemerintah dan masyarakat secara lebih
luas dalam rangka menuju perbaikan pendidikan di mana pun saya bertugas.
Motivasi
ketiga saya yaitu berbagi. Bagi saya,
semakin banyak saya berbagi ilmu, maka akan semakin banyak pula ilmu
pengetahuan yang akan saya dapatkan. Seperti halnya Saya berbagi pengajaran
menulis bagi siswa, semakin banyak pula ilmu kepenulisan yang saya dapatkan.
Oleh karena itu, alasan saya bertugas menjadi PM adalah untuk berbagi.
Pengalaman saya selama ini, baik di bidang kepenulisan, keorganisasian dan
kegiatan kepengajaran, menjadi pelajaran berarti untuk kemudian saya bagikan
kepada anak-anak di tempat saya mengabdi.Apalah arti sebuah prestasi dan
pengalaman yang menumpuk apabila tidak dibagikan kepada orang lain. Maka dari
itu saya terpanggil untuk berbagi dengan anak-anak dan masyarakat di Tulang
Bawang Barat.
Anda sudah lebih dari lima bulan mengajar
di sekolah. Ceritakan mengenai aktivitas pembelajaran yang Anda lakukan!
Aktivitas
saya di tempat penugasan meliputi empat hal, kurikuler, ekstrakurikuler,
pembelajaran masyarakat dan pelibatan daerah. Pada kegiatan kurikuler saya
mengajar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dari kelas empat sampai kelas
enam. Sedangkan dalam ekstra kurikuler saya mengampu anak-anak mengelola Mading
dan inisiasi Kelompok Belajar Indonesia Mengajar(KBIM) di dusun. Dalam KBIM ini
anak-anak diberikan materi tambahan seputar pelajaran-pelajaran yang belum dikuasai
dengan baik di sekolah. Dalam kegiatan kemasyarakatan saya terlibat dalam
kegiatan musholla dan masjid, seperti mengajar TPA dan pembelajaran fiqh di
masyarakat. Dalam hal pelibatan daerah biasanya saya dengan tujuh Pengajar Muda
yang lain di kabupaten Tulang Bawang Barat bersama-sama dengan stakeholder
pendidikan beberapa kali menginisiasi program seperti Achievement Motivation Training, pemberian informasi beasiswa ke
sekolah menengah atas. Saya sendiri pernah mewakili teman-teman PM mengisi
acara di Universitas Megow Pak untuk memotivasi mahasiswa yang ada di sana.
Selain itu kami bersama guru-guru menfasilitasi kegiatan olimpiade untuk
kegiatan sains ilmu pengetahuan alam.
Bagaimana kesan-kesan Anda tinggal bersama
masyarakat dan mengajar di sekolah?
Dimana
bumi pijak di situ langit dijunjung. Itulah prinsip yang selalu saya pegang
teguh di tempat saya bertugas. Alhamdulillah dengan prinsip tersebut saya
diterima oleh masyarakat dengan sangat baik. Di sana saya melihat Indonesia
mini, dimana terlihat kemajemukan masyarakatnya dengan bermacam latar belakang,
akan tetapi tetap hidup harmonis, saling menghormati satu sama lain. Masyarakat
Lampung yang saya kenal adalah masyarakat yang baik. Yang terpenting bagi saya
sebagai pendatang harus menghormati adat istiadat yang ada.
Selain
itu, saya juga diterima di lingkungan sekolah dengan baik oleh semua lapisan,
baik di lapisan anak-anak ataupun guru-guru. Sehingga saya mendapatkan
kesenangan yang luar biasa. Setiap kali saya melewati rumah-rumah warga selalu
saja ada sapaan kepada saya, bahkan tidak jarang selalu saja disuruh mampir.
Ini pengalaman yang luar biasa bagi saya. Walaupun di beberapa hal ada kekurangan,
di tempat bertugas saya menemukan guru-guru yang luar biasa, mereka punya
kepedulian yang besar terhadap anak-anak. Di sana saya juga menemukan banyak
anak-anak yang memiliki potensi yang luar biasa. Di samping saya mengajar, tapi
saya juga banyak belajar dari guru-guru dan anak-anak.
Menurut Anda siapa yang telah memiliki
peranan besar dalam memajukan pendidikan di sekolah tempat Anda bertugas?
Orang-orang
yang telah memiliki peranan besar dalam memajukan pendidikan di sekolah adalah
para guru-guru yang telah bertahun tahun mengabdi. Dari enam guru yang ada,
semuanya belum ada yang PNS, mereka dengan suka rela mengabdi. Seperti halnya
ada Ibu Eli yang sudah bertahun-tahun mengabdi dari sejak berdirinya sekolah
ini tahun 2002, sampai sekarang pun tetap mengabdi meskipun tidak diangkat jadi
PNS, kerena memang belum tamat S1. Maka dari itu, pengabdian saya sebenarnya
belum seberapa dibandingkan para guru-guru yang sudah ada. Kehadiran saya di
sana setidaknya untuk mengajak mereka semakin kreatif dalam mengajar meskipun
latar belakang pendidikan mereka belum lulus S1. Bagi saya, meskipun mereka
belum memiliki geral S1, tapi mereka adalah guru-guru yang luar biasa. Memiliki
semangat yang besar untuk mengabdi.
Sudah hampir separuh penugasan Anda bersama
dengan keluarga baru. Ceritakan kondisi keluarga dan kesan bersama keluarga
baru!
Di
tempat penugasan, saya tinggal bersama keluarga suku asli Lampung, selaku
kepala keluarga yaitu pak Sahmin. Keluarga angkat saya atau yang sering kami
sebut hostfam, sangat baik. Bahkan
sejak pertama kali saya sampai di sana, saya sangat senang bersama dengan
keluarga angkat. Bisa dibilang saya sekarang punya keluarga yang ketiga,
pertama keluarga di Madura, kedua keluarga di Majene, dan ketiga keluarga di
Lampung. Saya banyak belajar dari keluarga saya yang baru. Keluarga ini
memiliki dua orang anak, pertama perempuan yang baru saja akan masuk SMP,
sedang anak yang kedua laki-laki, baru akan masuk Taman Kanak-Kanak (TK).
Selama Anda bertugas tentu aktivitas Anda
tidak bisa terlepas dari masyarakat. Ceritakan kondisi masyarakat tempat Anda
tinggal!
Keberadaan
masyarakat di sana sangat multikultur. Terdiri dari beberapa macam suku dan
agama. Ada suku Lampung, Jawa, Sunda, Bali, dan lain-lain. Tidak jarang juga
pendatang dari luar daerah seperti dari Jakarta,dan Sumatera Selatan, Bengkulu
dan sebaginya. Dari situ, masyarakat di sana sebenarnya cukup toleran terhadap
perbedaan. Hal ini sangat sesuai dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun mereka berbeda-beda tapi tetap satu,
saling menghargai.
Sedangkan
kegiatan perekonomian masyarakat di sana didapat dari bertani. Rata-rata masyarakatnya
menjadi pentani karet dan singkong. Hampirsaja waktu dalam kesehariaanya dihabiskan
di kebun untuk menyadap karet dan merawat tanaman singkong. Hal ini juga yang
menjadi alasan masih kurangnya keterlibatan orang tua siswa untuk terlibat
mengawasi anak-anaknya. Karena para orang tua sibuk dengan pekerjaan di kebun.
Apa tantangan utama pendidikan di dusun
tempat Anda bertugas?
Tantangan
terbesar adalah masih belum ada kerja sama yang baik antar stakeholder
pendidikan. Jalinan kerja sama antara sekolah dan orang tua siswa masih belum
baik. Sehingga perhatian orang tua siswa terhadap sekolah masih minim, sehingga
belum ada kontrol yang baik terhadap sekolah, lebih-lebih kontrol orang tua
terhadap anak-anaknya. Seandainya saja sekolah mau melibatkan orang tua siswa
dengan baik, dan sebaliknya, orang tua mau ikut terlibat secara langsung dalam
kemajuan sekolah, seperti halnya mendukung setiap program positif yang
dicanangkan sekolah, maka dengan sendirinya sekolah akan semakin berkembang dan
tentu para siswa mendapatkan manfaat yang besar. Di samping itu, masih minimnya
inisiasi dari sekolah dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan prestasi
sekolah. Maka dari itu, harapannya ke depan akan terus ada inisiatif-inisiatif secara
mandiri dari pihak sekolah dan masyarakat dalam kegiatan memajukan pendidikan
di daerahnya.
Pengalaman apa yang dapat dipetik dari penugasan
Anda?
Di
sana, saya ingin mengungkapkan bahwa dalam kesederhanaan dan keterbatasan
seperti apa pun kita harus tetap semangat untuk bangkit. Seperti halnya di
sekolah tempat saya bertugas, walaupun atap sekolah tempat saya bertugas ada
yang bocor, dimana apabila ada hujanturun, air masuk ke dalam ruang kelas.
Bahkan air biasa menggenang di dalam kelas. Tapi anak-anak dan para guru tetap
semangat menjalani proses pembelajaran. Ternyata dalam kesederhaan apa pun
apabila dibarengi dengan semangat yang tinggi, tantangan seperti apa pun bisa
terlampaui. Anak-anak tetap memiliki prestasi yang tinggi. Bahkan suatu
kesyukuran anak-anak didik saya pun bisa menulis dengan baik. Maka harapan saya,
draf buku Sekolah Damai yang sudah
kami susun nantinya bisa terbit, sehingga anak-anak semakin percaya diri untuk
semakin giat dalam berkarya, terutama di bidang kepenulisan. Karena saya pun
melihat, rasa percaya diri anak perlu dimunculkan, meskipun mereka hidup di
tempat yang serba terbatas tapi dalam hal prestasi, mereka harus bisa bersaing
dengan anak-anak yang ada di tempat manapun. Anak-anak seperti merekalah calon
memimpin di masa depan. Saya yakin pemimpin yang bisa melewati rintangan dan
hambatan yang berat, kelak akan jadi pemimpin yang luar biasa.
Adakah perubahan positif dengan kehadiran
Anda?
Salah
satu perubahan dengan kehadiran Pengajar Muda di sekolah tempat saya bertugas,
yang tidak lepas dari peran Pengajar Muda sebelum saya adalah semakin tingginya
minat baca anak-anak di masyarakat. Kebetulan kami menginisiasi perpustakaan
dusun dan perpustakaan sekolah, dari situ anak-anak hampir setiap hari ada yang
selalu nongkrong sambil baca buku di perpustakaan. Anak-anak mulai terbiasa
belajar keagamaan ke musholla di saat sore hari dengan kegiatan TPA, belakangan
kegiatan tersebut dibantu oleh pemuda dusun yang aktif dibidang keagamaan. Selain
itu, kebetulan saya memiliki background
bidang jurnalistik, maka saya tertantang agar anak didik saya bisa pintar
menulis. Alhamdulillah setelah tiga bulan saya mengajarkan anak-anak menulis
dan membiasakan anak-anak menulis catatan harian di rumah, belakangan tulisan
mereka sudah terkumpul dalam draf buku Sekolah
Damai. Tinggal kami akan mencarikan penerbit yang siap mencetak buku anak
didik tempat saya bertugas.
Bagaimana harapan Anda ke depan terkait
kemajuan pendidikan di sekolah/masyarakat tempat bertugas?
Harapan
saya terhadap kemajuan pendidikan di daerah tempat saya bertugas yaitu adanya
kemandirian masyarakat. Dimana masyarakat menginisiasi kegiatan berdasar
kebutuhan mereka sediri. Tidak selalu menunggu inisiasi dari luar. Saya
berharap, masyarakat bisa secara mandiri memetakan masalahnya sendiri serta
bisa memecahkan masalahnya sendiri. Terlebih lagi, masyarakat diharapkan bisa
mengetahui lebih mendalam apa-apa yang menjadi kebutuhan mendesak dalam proses mamajukan
Sumber Daya Manusia. Seperti halnya pendidikan, apabila masyarakat memandang
pendidikan sebagai kebutuhan, tentu masyarakat akan sangat peduli dengan pemajuan
pendidikan dan masa depan anak-anaknya.
Apa harapan Anda terkait kemajuan
pendidikan dalam skala lebih luas?
Agar
pendidikan kita semakin maju, harapan saya adalah agar semua masyarakat semakin
menyadari akan pentingnya pendidikan. Semua orang saling bahu-membahu terlibat
secara langsung ikut memajukan pendidikan. Saya di disiniberbicara pendidikan
dalam arti luas. Dimana pendidikan tidak hanya dimaknai secara sempit di
sekolahan saja, akan tetapi pendidikan secara menyeluruh. Karena pendidikan itu
tidak hanya di sekolahan, bisa lewat pendidikan dalam keluarga, kursusan,
pelatihan, dan lain-lain. Apabila pendidikan menjadi sebuah kebutuhan semua
masyarakat maka secara tidak langsung pendidikan Indonesia semakin maju.
Saya
berharap, setiap orang di Indonesia tidak berpangku tangan, tapi ikut turun
tangan terlibat menyelesaikan pendidikan yang menjadi tugas kita bersama.
Dimana memajukan pendidikan menjadi tugas bersama, bukan hanya tugas dari
pemerintah saja. Saya yakin Indonesia bisa maju kelak. Indonesia bisa bangkit
dari keterpurukan. Meskipun di sana sani masih banyak kekurangan, akan tetapi
apabila semua masyarakat Indonesia sudah bisa berpendidikan dengan baik, pasti
kekurangan itu akan tertutupi. Tidak ada lagi masyarakat yang termarjinalkan. Tidak
ada lagi masyarakat yang selalu dibodohi oleh kelompok-kelompok tertentu. Tidak
ada lagi kebergantungan berlebihan negara ini terhadap negara lain.
Apa rencana Anda setelah selesai penugasan menjadi
Pengajar Muda?
Rencana
sehabis penugasan menjadi Pengajar Muda di SDN Terang Agung, Kecamatan Gunung
Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, saya akan melanjutkan studi S2 di bidang
kependidikan anak usia dini. Hal ini memang relevan dengan latar belakang
pendidikan saya semasih S1, yaitu jurusan kependidikan. Di sela-sela kuliah,
saya akan menulis dan aktif di bidang sosial pendidikan di masyarakat. Karena
saya memiliki target akan menjadi dosen atau pemerhati pendidikan di masa
depan.
Tentu,
selama penugasan saya menjadi Pengajar Muda telah membantu saya memberikan
banyak pengalaman, baik dari segi kepengajaran yang kreatif, advokasi birokrasi,
dan pembelajaran bersama masyarakat. Pengalaman seperti ini tidak saya dapatkan
di bangku kuliah. Lewat menjadi Pengajar Muda inilah saya bisa mendapatkan
pelajaran berharga bagaimana melakukan advokasi bagi pengembangan komunitas-komunitas
dalammasyarakat. Lebih-lebih lagi, lewat Gerakan Indonesia Mengajar, saya
mendapatkan banyak networking dengan beberapa kalangan. Terutama yang bergerak
di bidang pendidikan. Lewat networking ini, bisa menjadi modal saya untuk
bergerak lebih leluasa menghadapi masa purna dari penugasan menjadi pengajar
Muda.
Intinya,
dari kesemua rencana saya di masa depan akantetap bermuara untuk ikut serta memajukan
pendidikan di republik tercinta dengan cara saya sendiri. Tidak ada lain yang
lebih berharga dari pada mengabdikan diri bagi Indonesia. Karena saya
membayangkan Indonesia di masa depan akan lebih maju sehingga anak cucu kita
kelak akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi. Nah, saya bersyukur sekali
sudah sedini mungkin bisa tersadarkan akan pentingnya melunasi janji
kemerdekaan lewat tindakan turun secara langsung di tengah-tengah masyarakat.
Komentar
tetap semangatt..!!! :)