Ramadhan Bahagia
Suasana Buka Puasa Bersama di Musholla Al Hidayah |
Malam Jumat (24/07), jam dinding musholla Al
Hidayah menunjukkan pukul 20.20. SalatTarawih sekaligus salatWitir berjamaah
selesai dilaksanakan. Hampir sama dengan salat jamaah pada malam-malam
sebelumnya. Sesekali tiap kali habis salatWitir kemudian dilanjutkan dengan Kuliah
Tujuh Menit (Kultum). Meski dalam kenyataan,kultumnyabiasa lebih dari tujuh
menit. Bahasan yang dihadirkan beragam,yang jelas seputar keislaman. Pada malam
Jumat kali ini bertepatan dengan tanggal 27 Ramadhan. Saya kebagian mengisi Kultum
seputar Lailatul Qadar dan Hakikat Ibadah. Saya menyampaikan Kultum di depan
jamaah di musholla dengan rata-rata jamaahnya perempuan, hampir sama dengan
jamaah di mesjid Al Falah tempat yang beberapa kali saya diminta Kultum, juga lebih
dari separuh jamaahnya dari kaum hawa.
Ada yang beda dengan suasana ketika saya membawakan
Kultum pada malam ke 27 Ramadhantadi malam. Jika pada sebelum-sebelumnya saya
mengisi dengan cukup serius. Kali ini saya membawakan dengan suasana santai bercampur
canda. Sehingga malam itu mirip-mirip acara Stand Up Commedy di Metro TV. Jamaah
tak jarangtiba-tiba tanpa diminta ketawa, mereka ketawa. Tentu saja saya tidak
ikut ketawa, biarlah jamaah saja yang tertawa. Karena saya sendiri tidak
menyuruh jamaah tertawa, hanya saja mungkin karena ada ungkapan yang lucu
sehingga mereka tertawa. Sebenarnya saya pun bahagia karena bisa membuat jamaah
bahagia. Seperti dalam ungkapan, tanda orang bahagia adalah karena dia tertawa.
Kalau Anda tidak percaya ayo tertawalah maka Anda akan bahagia.Haha...
Saya menjalani hari-hari bulan puasa di tempat rantau dengan bahagia. Ada banyak hal baru yang bisa saya dapatkan. Saya bisa mengenal masyarakat yang beragam. Baik dari keragaman suku, keragaman bahasa, keragaman adat istiadat, bahkan sampai pada keragaman dalam pengemasan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari semua itu, menyadarkan saya bahwa semakin saya mengetahui betapa berwarnanya dan uniknya masyarakat di negeri ini, semakin saya bangga menjadi masyarakat Indonesia. Bahwa Indonesia benar-benar multikultur. Maka semoga pemimpin-pemimpin di negeri bisa menelorkan segala kebijakan berdasar pada kenyataan yang ada di akar rumput, mengakomodir masyarakat yang beragam.
Hallo pak Jokowi dan pak Kalla! Selamat sudah
menang dalam pemilihan umum Presiden 2014. Semoga amanah dan bisa merangkul
semua kalangan masyarakat Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan nantinya bisa
benar-benar merakyat, tanpa membeda-bedakan suku, agama, keyakinan, dan banyak
lagi yang berbeda. Terima kasih kepada pak Yudhoyono dan pak Boediono yang telah bersedia menjadi
pemimpin negeri ini, semoga amal baik bapak diterima Tuhan yang Maha Kuasa. Pada
kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan turut berduka cita, pak Utomo
Dananjaya dan Ibu Mien yang baru-baru telah berpulang ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
Tuhan yang maha menentukan kehidupan dan kematian. Semoga mendapatkan tempat
yang mulia di sisi Allah SWT.
Kembali ke laptop. Empat tahun terakhir ini saya
merasakan sepuluh hari bulan Ramadhan di tempat yang berbeda-beda. Ini menjadi
sebuah kesyukuran dan kebahagiaan tersendiri. Pertama di kampung kelahiran, Sumenep,
berlanjut tahun berikutnya di Sleman, lingkungan Muhammadiyah, kemudian di Kabupaten
Majene dan tahun ini di Kabupaten Tulang Bawang Barat (TBB). Kalau tahun lalu
mengisi hutbah "Menjadi Masyarakat
yang Bersyukur" di mesjid dusun Awo’, Majene, sekarang harus menyiapkan
bahan lagi untuk memenuhi permintaan pengurus mesjid mengisi hutbah Idul Fitri
di mesjid Al Falah, dusun Terang Agung Kabupaten TBB, yang tinggal menghitung
hari.
Sebenarnya saya kadang merasa malu harus
menyampaikan Kultum atau hutbah di musholla dan masjid, karena ilmu keagamaan
saya belum seberapa. Tapi demi menjalankan sunnah Nabi Muhammad, seperti dalam
sabdanya, sampaikanlah walaupun satu ayat tentang kebaikan. Oleh karena itu,
dengan senang hati di tempat tugas Pengajar Muda (PM) ini saya selalu
mengabulkan permintaan masyarakat, hitung-hitung sebagai bahan belajar bagi
diri saya pribadi. Maka, bergabung dengan Indonesia Mengajar telah membawa saya
kepada hal-hal yang tidak terduga. Momen-momen yang luar biasa.
Biar tidak terlalu panjang cerita ini, saya hanya
ingin menyampaikan kembali pesan terakhir Kultum saya tadi malam. Saya berpesan
ke jamaah, agar berlomba-lomba menjadi orang yang bisa selamat di dunia dan
akhirat. Hendaknya,sebagai umat yang patuh, umat Islam harus mengikuti perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kegiatan
yang sia-sia. Selain itu, saya sampaikan ke jamaah bahwa sebagai umat Nabi
Muhammad, kita dituntut mengikuti sunnah-sunnahnya. Satu hal yang saya sendiri
ingin segera ikuti dari sunnan Nabi adalah, menikah.Semoga cepat bertemu jodoh.
Jamaah pun tertawa.
Terakhir, kepada semua penduduk Indonesia,
selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga bisa menjalankan
ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan bahagia. Bagi yang tidak menjalankan, semoga bisa menjalankan aktivitasyang bermanfaat dengan
bahagia pula. Apabila saya ada salah mohon maaf lahir dan batin.
Komentar