Opini Para Tokoh tentang Buku Asa Itu (Masih) Ada
Judul Buku : Asa Itu (Masih) Ada
Penulis : M Nurul Ikhsan Saleh, dkk.
Penerbit : ANBTI, Jakarta Selatan
Cetakan : Oktober, 2010
Tebal : xxii + 214 halaman
”Saya kira para peserta adalah pentolan-pentolan generasi muda yang suka menulis dan tertarik dengan isu ini, serta secara umum bagi saya mereka adalah generasi muda yang cerdas dan bahkan ada beberapa peserta SMA yang materi bacaannya luas, itu mengagumkan. Saya harapkan mereka menjadi intelektual publik yang memperjuangkan kepentingan publik untuk mengarahkan opini dan pandangannya menuju sesuatu yang lebih demokratis, pro-gender, dan pro-HAM. Menulis adalah perluasan berpikir. Berlatih menulis dengan jujur berarti juga berlatih berpikir kritis yang artinya kita sedang mencerdaskan diri sendiri dan bangsa.”
Ayu Utami – Novelis
”Esai-esai yang saya baca dari para peserta luar biasa. Mereka sungguh menunjukkan potensi-potensi besar untuk menjadi para penulis terbaik di masa mendatang. Tentu saya berharap bahwa bibit yang sudah baik ini akan terus dirawat oleh diri sendiri, dengan cara terus belajar, terus membaca, dan pengembangan diri terus-menerus. Tanpa itu bibit yang baik, akan hanyut atau tenggelam tanpa sempat berkembang lebih jauh. Sebagai kumpulan, pastilah buku ini adalah gado-gado, tapi mari kita nikmati gado-gado sebagai gado-gado, bukan sebagai sop buntut atau sate ayam. Gado-gado dalam keberagamannya menawarkan suatu kenikmatan tersendiri.”
Ignatius Haryanto – Direktur LSPP
”Gaya hidup remaja saat ini jauh dari kebiasaan membaca. Maka, ketika menerima naskah-naskah yang sangat bervariasi, dan ini sangat membanggakan karena ternyata para generasi muda bangsa ini masih banyak yang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang di sekitar kehidupan mereka. Kami berharap celah kepedulian yang telah kita buka bersama ini, dapat terus diperluas dengan daya juang tinggi para intelektual muda, yang masih memiliki kejernihan pikiran dan kemurnian hati untuk terus bangkit demi jayanya bangsa dan negeri kita, Indonesia.”
Ratna Hapsari Rudjito – Guru Sejarah
”Inilah Indonesia menurut orang muda. Coretan-coreta mereka merupakan cermin opini, kegelisahan, kekecewaan, sekaligus harapan tentang Indonesia yang lebih baik. Dari seribuan naskah yang saya baca, ada satu hal yang sangat dominan, yakni mereka mempunyai mimpi Indonesia menjadi ’rumah’ yang baik bagi mereka. Rumah yang memberi rasa aman, rumah yang toleran atas segala perbedaan, rumah yang memberi damai yang berbasis keadilan, dan sebagainya. Kalau mau melihat Indonesia, bacalah tulisan mereka. Inilah Indonesia!”
Sigit Kurniawan – Penulis Muda
Komentar