Giddens dan Teori Strukturasi
Judul Buku : Teori Strukturasi; Dasar-dasar Pembentukan
Struktur Sosial Masyarakat
Penulis : Anthony Giddens
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : Pertama, Februari 2010
Tebal : 621 halaman
Anthony Giddens adalah teoritis sosial Inggris masa kini yang sangat
penting dan salah seorang dari sedikit teoritisi yang sangat berpengaruh di
dunia. Giddens berpengaruh dalam teori sosiologi lebih dari dua dekade. Ia pun
berperan penting dalam membentuk sosiologi Inggris masa kini. Salah satunya, ia
menjadi konsultan editor dua perusahaan penerbitan. Macmillan dan Hutchinson. Lebih
penting lagi, ia adalah salah seorang pendiri Polity Press, sebuah perusahaan
penerbitan yang sangat aktif dan berpengaruh terutama dalam teori sosiologi. Giddens
pun menerbitkan Sociology (1987), sebuah buku ajar yang ditulisnya menurut gaya
Amerika, yang mencapai sukses di seluruh dunia.
Sebagai teoritisi, Giddens sangat berpengaruh terutama di AS maupun di
berbagai bagian dunia lain. Yang menarik, karyanya sering agak kurang diterima di
negerinya sendiri (Inggris), dibandingkan dengan di bagian dunia lain. Hal ini
mungkin disebabkan sebagian oleh kenyataan bahwa ia telah berhasil memenangkan
perlombaan mendapat pengikut teoritis di seluruh dunia yang telah dicoba
mencapainya oleh kebanyakan teoritis sosial Inggris lain dan gagal. Seperti
dikatakan Craib, “Giddens-lah kiranya menyadari fantasi kebanyakan kita, yang
menyatakan pendapat kita sendiri ke dalam sosiologi selama periode perdebatan
yang bersemangat dan menggairahkan ketika dikembangkannya teori strukturasi” (1992:12).
Hadirnya buku Teori Strukturasi; Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial
Masyarakat ini hasil terjemahan The Constitution of Society adalah kontribusi terbesar
Giddens yang ditulisnya pada tahun 1984. Melalui buku inilah pemikiran
terpenting Giddens terlacak. Konsepsi yang kita kenal sebagai strukturasi. Ia
melihat bahwa kajian ilmu sosial selalu berada pada dua kutub besar. Pandangan
klasik melihat bahwa struktur (pandangan makro) adalah yang lebih berperan
dibandingkan dengan individu (pandangan mikro), yang ia sebut agen.
Cukup lama kedua kutub pemikiran tersebut meraja dalam ilmu sosial. Giddens
mengambil “jalan tengah” dan menunjukkan bahwa yang terpenting bukanlah agen
ataupun struktur, melainkan interaksi keduanya. Inilah yang ia sebut dengan
nama strukturasi. Melalui konsepsinya ini, Giddens menerabas hutan belantara
teori sosial. Pohon-pohon di dalam rimba yang coba “dilampaui” oleh Giddens
adalah fungsionalisme, interaksionisme, strukturalisme, post-strukturalisme, dan
post-modernisme.
Selain itu, melalui strukturasi, Giddens juga menunjukkan makna dualitas. Biasanya
di dalam ilmu sosial, dua elemen hadir untuk saling “meniadakan” satu sama lain.
Ini dikenal sebagai dualisme. Giddens kemudian membedakannya dengan melansir
konsep dualitas, yaitu karakter dari dua elemen yang “menyatu” adalah saling
melengkapi. Salah satu ada karena yang lain ada.
Melihat sedikit eksplanasi di atas tentang kontribusi pemikiran Giddens
dalam ilmu sosial, kita pun bisa menyimpulkan bahwa kontribusi pemikiran
Giddens di dalam ilmu komunikasi cukup besar pula. Paling tidak ini ditunjukkan dalam buku “Political
Economy of Communication: Rethinking and Renewal” yang ditulis oleh Vincent
Mosco pada tahun 1996. Mosco menggunakan strukturasi sebagai salah satu pintu
masuk untuk mendedah fenomena media dari sudut pandang ekonomi politik. Dua
pintu masuk yang lain adalah komodifikasi dan spasialisasi. Pada konsep
spasialisasi pun, sebenarnya Giddens juga berkontribusi karena ia juga menelaah
konsepsi ruang dan waktu.
Buku lain yang cukup bagus yang juga menggunakan pemikiran Giddens adalah
buku yang ditulis oleh David Gauntlett pada tahun 2002, yang berjudul “Media, Gender
and Identity: An Introduction”. Di dalam buku ini, Gauntlett menggunakan
pemikiran Giddens untuk menelaah interaksi identitas dan media melalui
telaahnya atas modernisasi. Juga melalui telaah Giddens atas tubuh, keagenan, dan
identitas. Giddens di dalam buku ini disandingkan dengan pemikiran Foucault
untuk menelaah identitas.
Menurut saya, pemikiran Giddens membuat ia masuk dalam kategori “atap” di
dalam rumah ilmu sosial dan komunikasi. Giddens tidak “mendirikan” rumah, dan
ruang-ruang di dalamnya, ia menaungi rumah yang ada. Pemikiran Giddens sangat
dekat dengan fenomena industri media dan komunikasi organisasi. Pemikirannya
bisa digunakan pada hampir semua fenomena komunikasi media ataupun non-media.
Di dalam kajian media misalnya, kita bisa melihat wartawan sebagai agen, kemudian
pola kerja, prosedur, dan yang berkaitan dengan konteks produksi pesan lainnya
adalah struktur. Berita yang diproduksi tersebut selalu berkaitan dengan
kecakapan wartawan, ketentuan prosedur di dalam profesi pencari berita, dan strategi
organisasi media di mana wartawan tersebut bekerja. Proses produksi berita
tersebut juga ada di dalam “struktur” lain yang lebih besar, semisal norma yang
berlaku di dalam masyarakat, dan juga “sistem” bila struktur tersebut sudah
relatif stabil.
Demikianlah, fungsi tokoh dan pemikirannya di dalam telaah memang bukan
semata-mata untuk mengenal dan memahaminya, melainkan juga untuk lebih bagus
dalam mengamati fenomena yang ada di dalam kehidupan.
*) Tulisan ini dimuat di Seputar Indonesia, 21 Maret 2010
*) Tulisan ini dimuat di Seputar Indonesia, 21 Maret 2010
Komentar