Memacu Kreatifitas Pemuda
Pemuda adalah generasi penerus yang sangat diharapkan
di masa depan. Apabila para pemuda memiliki kreativitas maka akan sangat tentu
di kemudian hari Negara itu berangkat kearah yang lebih baik. Kemajuan negeri
ini di masa depan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki
para pemuda. Karena di masa depan republik ini akan di pegang dan mengganti
pada generasi sebelunya. Seorang Suekarno pernah bilang berikan aku sepuluh
orang pemuda maka akan sangat mudah merubah republik ini. Dari perkataan mantan
presiden pertama Indonesia itu, terlihat betapa dalam diri seorang pemuda
sangat tampak kekuatan yang bisa merubah generasi terpuruk menjadi lebih baik.
Pertanyaan kemudian
betulkan pemuda bisa menjadi harapan bangsa. Jika kita lihat realitasnya saat
ini banyak sekali pemuda yang malah menjadi biang keladi kerusakan. Dari
sinilah menjadi pertanyaan kita bersama akan eksistensi pemuda zaman sekarang.
Kita harus jeli melihat pemuda seperti apakah yang kita harapkan? setidaknya
kita punya kriteria pemuda yang menjadi dambaan setiap masyarakat dan bangsa
itu sendiri. Pemuda bisa sangat gampang merubah negeri ini, apakah dia akan
merubah menjadi baik atau malah sebaliknya menjadi Negara yang carut-marut.
Dalam masa pertumbuhan,
pemuda memang dalam suasana galut, karena pada masa inilah pemuda mengalami
goncangan kepribadian, yang itu masa yang dahulunya hanya pengikut dan tunduk
pada perintah-perintah orang tua ataupun dari orang yang dianggapnya lebih
tinggi diatasnya atau orang yang disegani. Tapi pada masa muda seperti ini,
biasanya mengalami perubahan yang kucup drastis. Pemuda ingin eksis,
diperhatikan orang lain, dan juga ingin menunjukkan segala kemampun di depan
umum. Pemuda ingin mencoba-coba apakah yang sebelum-sebelumnya dilarang malah
dicoba untuk dikerjakan. Pada masa inilah pemuda ingin mencoba dan mencoba.
Terlebih kadang pada masa inilah pemuda tidak ingin terlalu di intervensi atau
diperintah oleh orang lain.
Apabila pada masa
perubahan ini terkontol dengan baik, tentu, kemungkinan besar akan bisa
berjalan dan berkembang secara seimbang setelahnya. Sedangkan apabila tidak
mampu mengusai dan mengontrol dirinya malah terkadang dia terjebak dan
terkonstaminasi oleh orang lain. Tidak salah apabila pada masa ini sangat
menentukan si anak di masa depan. Menentukan kepribadian seseorang di masa tua
akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana dia dibentuk pada masa pemuda ini. Orang
tua sebenarnya dalam masa inilah harusnya juga memberikan kontrol dan penjagaan
yang cukup meskipun kadang orang tua tidak jarang berselisih dengan anaknya
sendiri yang beranjak dewasa ini.
Peran orang tua akan
sangat diharapkan untuk menentukan masa depan si anak. Apabila orang tua
terlanjur membiarkan anaknya berjalan seadanya dan bergaul secara bebas tanpa
pengawasan sedikitpun maka tunggulah apa yang terjadi selanjutnya. Bisa-bisa
jika pemuda ini berjalan pada arah yang sesat maka di masa akhir setelah muda,
yaitu ketika ingin menginjak usia dewasa akan mulai tampak dampak apa yang di
timbulkan. Bisa saja kekecewaan yang akan lahir kemudian. Orang tua kadang
hanya bisa menyesalkan ketika anaknya sudah terbentuk dengan kepribadian yang
tidak sesuai dengan keinginan di masa tuanya. Itu semuanya sebenarnya jika
dikaji, tidak akan luput dari pendidikan terhadap mereka pada saat masih muda.
Kenapa waktu dia masih muda tidak dididik secara menyeluruh dan seutuhnya.
Tentu, kesalah yang ada
tidak bisa hanya dibebankan kepada orang tua karena kadang orang tua juga telah
mendidiknya dengan sebaik-baiknya tapi kemudian yang timbul tidak sesuai dengan
keinginan. Maka dari sini proses yang telah kita lalui belum tentu menghasilkan
sesuai dengan keinginan, persisnya tidak sesuai konstruksi yang telah kita
bentuk seiring perjalannnya. Mungkin juga kita bisa bersyukur apabila pemuda
yang lahir ketika dia sudah dewasa yaitu penanan positif bisa nampak dan
memiliki andil dalam masyarakat secara umum. Karena bangunan teori yang telah
kita gunakan dan terapkan kadang tidak sesui dengan pesanan.
Tapi, yang paling penting
dari itu semua adalah bagaimana tua bisa berusaha sebaik mungkin untuk mencetak
anaknya yang lebih baik. Orang tua bukan lantas dikatakan gagal dalam mendidik
anak apabila si anak itu tidak ikut dengan perintah orang tua. Mungkin juga hal
itu disebabkan karena saking kuatnya pengaruh lingkungan yang telah
membentuknya dalam kehidupan sehari-hari. Coba kita lihat kehidupan para pemuda
zaman sekarang, yang jarang ada di rumah, tidak betah. Kadang juga mereka
beralasan dengan membuat-buat kepada orang tua ketika di depannya. Sangat berbeda
apabila dia sudah tidak lagi dalam pengawasan orang tuanya dengan prilaku yang
ditampilkan.
Kita hanya bisa berhadap
pemuda dalam setiap generasi bisa lebih baik dari generasi sebelumnya. Harapan
seperti itu seharusnya selalu ada dan selalu menghiasi para orang tua kita.
Sebuah usaha demi kebaikan di masa depan. Selalu berusaha untuk yang terbaik
bagi para generasi selanjutnya. Generasi yang bisa membangun negerinya lebih
baik dan lebih maju. Dan tentunya harapan itu harus selalu dipebaharui dan selalu
ditanamkan dan dijelaskan pada pra pemuda kita.
Dari sini saya menilai
tidaklah cukup orang tua hanya mencukupkan pendidikannya hanya sekolah saja.
Yang terpenting juga adalah pendidikan dalam keluarga. Karena pengikat terhadap
anak yang paling kuat dan yang lebih dulu dan tentunya juga yang sangat banyak
bersama-sama menjalin hubungan setiap harinya. Pendidikan keluarga adalah
sebagai kontrol keluarga terhaap perkembangan pemuda itu. Tentunya selalu
diadakan evaluasi secara natural bagi para pemuda-pemuda itu setiap tahap,
apakah semakin haris semakin baik atau malah sebaliknya, karena apabila
dilakukan evaluasi, apabila kemudian sudah nampak perbuatan yang tidak sesuai
dengan keinginan orang tua bisa dicarikan akar penyebab prilaku itu.
Untuk zaman sekarang ini,
penulis menilai yang sangat berpengaru terhadap perkembangan pemuda itu adalah
lingkungan pergaulan. Dari pergaulan seseorang bisa depan cepatnya berubah dari
prilaku yang awalnya bisa baik menjadi sangat buruk, dan juga dari buruk
menjadi lebih baik. Tentunya kekhawatiran banyak orang tua adalah apabila
seorang pemuda yang semula memiliki tingkah laku yang baik kemudian berubah
menjadi sangat jelek. Karena pada akhirnya akan berdampak pada citra orang tua
pemuda itu sendiri.
Jikalau pemuda itu baik
maka secara tidak langsung orang tua si pemuda tersebut akan terangkat di mata
umum, sebaliknya apabila si anak itu berbuat kejelekan yang tidak sesui norma
masyarakat maka orang tuanya juga kena getahnya, yaitu dampak negatifnya.
Tentunya orang para orang tua tidak mengharapan seorang anak bisa menurunkan
martabat orang tuanya. Karena tujuan orang tua membikin anak adalah bagaimana
si anak bisa tumbuh dengan baik. Yang kemudian bisa membahagain orang tuanya.
Betapa bahagianya orang tua mereka apabila seorang pemuda ini memiliki prestasi
yang gemilang kadang orang tua membayankan persitiwa ini sebagai berkah
kebahagian yang tidak tertandingi katika hal ini disebabkan peran anaknya yang
telah menjadi anak asuhnya.
Terakhir adalah semoga
para muda sebagai generasi penerus para pemimpin bisa memiliki kreatifitas dan
keilmuan yang tinggi sehingga akhirnya keilmuan dan kepribadian mereka bisa
diharapkan di masa yang akan datang. Dan tidak salah apabila pengharapan itu
dilekatkan pada para pemuda kita. Kita harus berbesar hati dan optimis
bagaimana para pemuda kita bisa merubah dan mengembangkan negeri ini, tentunya
hal itu semua juga harus dibarengi semangat dari orang-orangtua para memuda
ini. Hal itu tidak lepas dari peran orang tua yang memiliki peranan yang sangat
besar. Semoga.
Komentar