Mempertanyakan Kualitas Pendidikan Islam
Pendidikan Islam selalu menarik untuk kita kaji
bersama, dengan kompleksitas persoalan yang dimiliki menjadi tanggung jawab
pelaku pendidikan Islam untuk memformulasikan pembaharuan kedepan. Hal ini
bertujuan untuk kembali merumuskan alternatif atas problema yang bergulir
selama beberapa tahun belakangan, setelah kemunduran keilmuan Islam sejak abad
ke tujuh sampai abad kedua belas. Sebagai umat muslim, saya harus mengakui akan
kemunduran itu, begitu juga dengan kemajuan sain dan teknologi, umat muslim tertinggal
jauh dari Barat. Mereka sudah terlalu jauh melangkahinya, sehingga untuk
menyeimbangi saja agar setara degnan mereka saja umat muslim harus melakukan
reorientasi secara menyeluruh atas semua metode dan cara-cara yang dianggap
sudah usang digunakan.
Akibat dari itu semua, banyak dari kalangan kita
harus berbondong-bondong belajar ke dunia Barat. Karena bisa dibilang dengan
kemajuan ilmu pengetahuan di barat, dunia barat telah menguasai ilmu
pengetahuan dunia. Sehingga tidak bisa dielakkan lagi bagi umat muslim untuk
mengakui akan kehebatan mereka dalam kancah percaturan global ini. Memang
sangat ironis sekali jika umat Islam akan terus-menerus hanya belajar kepada
mereka, sehingga kita tidak cepat mandiri. Melihat realitas ini, sebenarnya
banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa kalangan umat Islam sendiri tidak
maju-maju.
Dalam percaruran global, diantara penyebabnya, yaitu,
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam hanya berkutat dalam ilmu
pengetahuan agama saja dengan selalu menafikan ilmu pengetahuan umum. Padahal
kedua ilmu pengetahuan ini sama-sama penting untuk kita kaji dan kita
kembangkan. Sehingga kita tidak beranjak-beranjak dari tradisi lama kita yang
selalu hanya mengkaji ilmu pengetahuan keagamaan. Dari pemikiran inilah
kemudian banyak kalangan terutama kalangan Islam sendiri yang antipati terhadap
keilmuan umum. Saya berpikir, ketika pola pikir seperti ini tetap diwariskan,
maka saya yakin perkembangan ilmu pengetahuan dikalangan umat muslim tidak akan
berkembang seperti ilmu pengetahuan di dunia Barat.
Setidaknya efek negatif dari pola pikir yang antipati
terhadap keilmuan umum, bisa kita lihat perkembangan keilmuan kita di bidang
umum cenderung stagnan. Baru belakangan ini saja banyak dari kalangan kita yang
menyesalkannya. Orang-orang Islam banyak sadar kalau mereka sudah ketinggal
jauh dari masyarakat barat. Dibutuhkan sikap inklusif di kalangan muslim untuk
tetap belajar semua ilmu pengetahuan yang ada, meskipun pada awalnya harus
membebek pada Barat. Akhirnya, suatu saat nanti, kita berharap bisa menyaingi
bahkan mengalahkan mereka.
Sungguh pun semua usaha yang dilakukan umat Islam
membutuhkan waktu yang panjang, akan tetapi kesadaran kita akan ketertinggalan
kita akan mendorong kita untuk selalu menjadi lebih baik dari yang sekarang-sekarang
ini. Optimisme harus kita tanamkan pada anak didik kita, supaya mereka punya
keyakinan di masa depan.
Komentar