Diskursus Teori Komunikasi Relevan
Judul Buku : Teori Relevansi; Komunikasi dan Kognisi
Penulis : Dan Sperber dan Deirdre Wilson
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : Pertama, Mei 2009
Tebal : xviii + 488 halaman
Suatu komunikasi dikatakan relevan dalam suatu konteks jika ia memiliki
efek kontekstual. Konsep efek kontekstual sangat penting bagi karakteristik
relevansi. Semakin besar dampak kontekstualnya, semakin besar relevansinya. Agar
relevan dalam suatu konteks, suatu asumsi harus berhubungan dengan suatu
konteks yang dimaksud. Asumsi memperjelas intuisi ini dengan menekankan sifat
hubungan yang diperlukan.
Demikian petikan isi buku Teori Relevansi; Komunikasi dan Kognisi karya Dan
Sperber dan Deirdre Wilson ini. Ada empat bab yang diungkap melalui buku ini, yaitu;
Pertama, Komunikasi; antara lain membicarakan model komunikasi ostensif-inferensial
yang tampak tersusun dengan baik pada kealamiahan tingkah laku ostensif bagi
komunikator, Kedua, Inferensi; membahas model kemampuan pengambilan kesimpulan
yang melibatkan pemahaman; Ketiga, Relevansi; membahas proses pencapaian
relevan, dan Keempat, Aspek-aspek Komunikasi Verbal; membahas secara garis
besar beberapa implikasi dari teori relevansi terhadap studi komunikasi verbal.
Buku ini juga menyajikan pendekatan baru pada penelitian tentang komunikasi
manusia. Pendekatan dilatar belakangi di dalam pandangan umum tentang pemahaman
manusia. Proses kognisi manusia, ditegaskan, ditingkatkan untuk mencapai efek
kognitif yang kemungkinan besar terjadi untuk usaha pemprosesan yang mungkin
paling sedikit. Untuk mencapainya, orang-orang harus memusatkan perhatian
mereka pada apa yang tampak bagi mereka merupakan informasi yang paling relevan
yang tersedia.
Berkomunikasi adalah untuk menegaskan perhatian seseorang: di sinilah
berkomunikasi adalah untuk menyampaikan informasi yang dikomunikasikan secara
relevan. Gagasan dasar ini, bahwa informasi yang dikomunikasikan diikuti
jaminan relevansi, yaitu apa yang di dalam bahasa Dan Sperber disebut dengan
prinsip relevansi.
Dan Sperber menegaskan bahwa prinsip relevansi ini sangat penting untuk
menjelaskan komunikasi manusia, dan menunjukkan bagaimana cukupnya untuk
menghitung interaksi arti linguistik dan faktor-faktor kontekstual di dalam
interpretasi ucapan. Selanjutnya Deirdre Wilson menunjukkan bagaimana sejumlah
masalah semantik dapat terlibat lebih baik tingkat pragmatik; Dan Sperber
menegaskan pada pandangan tentang gambaran kecepatan yang berakar di dalam
pragmatik.
Beberapa hal yang juga menjadi pokok penting bahasan buku ini adalah tiga
paradigma kajian wacana. Yaitu paradigma struktural yang lazim disebut
paradigma formal atau apriori grammar dan paradigma fungsional yang lazim
disebut emergent atau interaktif, dan gabungan kedua paradigma ini yang lazim
disebut paradigma struktural fungsional.
Secara eksplisit ketiga paradigma ini menghubungkan kerangka kerja komunikasi
dalam analisisnya, karena pada hakikatnya wacana ini digunakan dalam komunikasi
baik untuk komunikasi sosial, ekspresif, ritual, maupun untuk komunikasi
instrumental. Beberapa ancangan kajian wacana cenderung menghubungkan antara
wacana dan komunikasi yang dimaksud, misalnya; Pertama, teori tindak tutur (speech
act theory), menempatkan tindak tutur sebagai unit dasar komunikasi bahasa
manusia, Kedua, Sosiolinguistik interaksional (interactional sociolinguistics) bertujuan
untuk menggabungkan apa yang disebut tata bahasa kebudayaan dengan konvensi
interaktif terhadap teori umum komunikasi verbal.
Ketiga, Etnografi Komunikasi (the ethnography of communication) berupaya
untuk menemukan bentuk komunikasi yang tersusun secara kultural, Keempat, Pragmatik
(pragmatics) model Grice bertujuan untuk memberikan penggunaan bahasa berdasar
prinsip-prinsip umum komunikasi, Kelima, Analisis Percakapan (conversation
analysis) dan Analisis Variasi (variation analysis) meskipun tidak langsung
berhubungan dengan komunikasi, tetapi keduanya berhubungan dengan isu-isu yang
berkaitan dengan produksi dan interpretasi bahasa.
Model komunikasi yang cenderung dimanfaatkan dalam kajian wacana bahasa
dalam dasawarsa terakhir ini adalah model kode (code model), dan model inferensial
(inferential model). Buku ini merupakan ancangan baru terhadap kajian wacana
bahasa yang mencoba menggabungkan antara model kode dan model inferensial
sebagai realisasi relevansi antara kognisi dan komunikasi.
Sebagai paradigma baru dalam kajian wacana bahasa, buku Teori Relevansi
karya Dan Sperber dan Deirdre Wilson ini tidak diragukan lagi popularitasnya, karena
selama beberapa tahun, terbitan buku ini mendapat sembutan hangat oleh para
mahasiswa dan ilmuwan dengan hadirnya karya alih bahasa dan pemanfaatan teori
ini dalam kajian wacana bahasa, seperti di Perancis, Rusia, Jepang, Korea, Italia,
Spayol, dan negara-negara lainnya.
Bagi masyarakat Indonesia, buku edisi terjemahan ini sangat cocok sekali
untuk dibaca dan dijadikan referensi oleh akademisi maupun praktisi bidang apa
pun, yang punya interest tinggi terhadap dunia bahasa sebagai media komunikasi.
*) Tulisan ini dimuat di Kabar Indonesia, 10 Januari 2009
Komentar