Mereformasi Pembelajaran di Sekolah
Judul Buku : Brain-Based Learning; Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak
Penulis : Eric Jensen
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : Pertama, November 2008
Tebal : xxii + 576 halaman
Pembelajaran berbasis kemampuan otak telah merevolusi sistem dan pola
pembelajaran seseoranng lebih sistematis sejak kemunculannya sekitar 1980-an
ketika semua cabang ilmu baru berkembang secara perlahan. Pada 1990-an, cabang ilmu ini
telah berkembang pesat menjadi lusinan subdisiplin yang meluas. Berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang sepertinya tidak berhubungan mengemuka dalam
jurnal-jurnal ilmiah menyajikan perihal imunologi, fisika, gen, emosi, dan
farmologi mulai dikaitkan ke dalam artikel-artikel tentang teori pembelajaran
dan teori tentang otak.
Paradigma baru yang dramatis ini, kemudian dikenal sebagai pembelajaran
brain-compatible atau brain-base, yang merupakan pembelajaran berbasis pada
kemampuan otak. Kehadirannya membawa berbagai implikasi yang menakjubkan bagi
para guru dan pembelajar di belahan dunia. Dengan didasarkan pada disiplin-disiplin
dalam ilmu saraf, biologi, dan psikologi. Pembelajaran ini mengantarkan pada
pemahaman tentang hubungan antara pembelajaran dan otak kita kepada peran emosi,
pola, pemaknaan, lingkungan, ritme tubuh, sikap, penilaian, musik, gerakan, gender
dan pengayaan.
Dengan mengintegrasikan apa yang kini kita ketahui tentang otak dengan
menggunakan standar praktik pendidikan, pembelajaran berbasis kemampuan otak memberikan
sejumlah usulan dengan berbagai macam strategi supaya lembaga pendidikan dapat
ditransformasikan menjadi organisasi pembelajar yang sempurna.
Melihat banyaknya penerapan oleh model-model pendidikan konvensional saat
ini, banyak orang mengatakan, memang sudah saatnya. Penulis ilmiah visioner H. G.
Well mengatakan, “peradaban adalah ras yang merupakan perpaduan antara
pendidikan dan malapetaka.” Memang, ada urgensi bagi kita yang selama ini belum
pernah kita secara kolektif, baik pada tingkat lokal maupun global, kita belum
mampu membaca suasana akan berlanjutnya masa-kelam dalam pembelajaran. Terlalu
banyak hal yang berada dalam resiko; kita harus mengambil tindakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang tengah menghadang.
Buku menuntut adanya inisiasi perubahan fundamental terhadap pemikiran. Banyak
hal yang telah membuat kita harus berhadapan dengan permasalahan pembelajaran
seperti ini. Prioritas jangka pendek, program-program pendidikan guru yang
ketinggalan zaman, para pemimpin yang tak mempunyai visi, sistem yang janggal, penganggaran
yang mencekik, perselisihan hierarkis, serta kecemburuan profesional semuanya
memberi kontribusi terhadap permasalahan tersebut dan ini harus dihentikan.
Lebih jauh lagi, kita sendiri harus berhenti menciptakan korban baru dan
melengkapi diri kita dengan strategi-strategi perubahan yang dapat dijalankan. Kita
dapat memengaruhi perubahan yang dibutuhkan jika kita secara kolektif
membuatnya menjadi cukup penting untuk dilakukan. Setiap strategi yang berbasis
pada kemampuan otak yang dijabarkan dalam buku ini dapat dicapai oleh siapa pun
dari kita.
Setiap program baru yang datang dan pergi selama tiga puluh tahun terakhir
tampaknya bersikap antagonistik terhadap otak. Sekolah-sekolah harus membuka
pintu-pintu kolektif mereka terhadap berbagai pertanyaan yang sederhana dan
fundamental yang telah dijawab oleh ilmu pengetahuan untuk kita; bagaimana otak
belajar paling baik? Bagaimanakah kita dapat menciptakan organisasi
pembelajaran yang berhasil dengan otak dalam pikiran?
Penelitian terhadap apa saja yang dapat berjalan dengan baik merupakan
sesuatu yang mendesak untuk dilakukan sekaligus komprehensif. Para siswa dan
sekolah yang gagal adalah sebuah indikasi dari adanya sistem yang salah, bukan
otak yang salah. Ketika para siswa diberikan lingkungan yang optimal bagi
pembelajaran, maka tingkat kecerdasan memungkinkan semakin meningkat, kesulitan
dan masalah ketidak disiplinan berkurang, kecintaan akan belajar bersemi, para
administrator berfokus pada permasalahan yang sesungguhnya, dan organisasi
pembelajaran tumbuh dengan subur. Singkatnya, menciptakan sebuah organisasi di
sekitar cara otak belajar yang terbaik secara alami barangkali adalah reformasi
pendidikan yang paling sederhana dan paling kritis yang pernah diajukan.
Setiap hari para pembelajar di suluruh dunia berlomba mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan baru berdasarkan model instruksi kemampuan otak. Kelebihan
buku ini, Brain-Based Learning, karya Eric Jensen menggunakan model
instruksional yang mengintegrasikan beberapa penemuan sederhana tentang
fasilitas-fasilitas apa saja yang dapat mempercepat pembelajaran, pengayaan, dan
reorganisasi sistem kognitif kita. Jensen secara khusus mengeksplorasi penemuan-penemuan
yang ada bisa diaplikasikan dalam kelas atau lingkungan pelatihan, serta
berbagai macam strategi untuk mengimplementasikan sesuatu yang telah kita
pelajari tentang pembelajaran.
Buku ini sangat membantu bagi mereka yang bukan hanya ingin mengetahui
tentang apa yang bisa berjalan, tetapi mengapa ia bisa dijalankan, dan
bagaimana menyatukan metode-metode tersebut. Buku ini ditulis dengan istilah-istilah
yang padat dan lugas, sehingga gampang dicerna bagi mereka yang baru mengenal
dunia pembelajaran, dan juga bagi para guru atau pelatih.
Komentar