Surah Yasin dalam Tafsir Kontemporer
Judul Buku : Surah Yasin; Makna dan Khasiat
Penulis : Syekh Fadhlallah
Penerbit : Serambi, Jakarta
Cetakan : I, September 2007
Tebal : 207 Halaman
Surah Yasin, terdiri dari 83 ayat dan selalu dibacakan untuk mengantar
kematian dan juga dalam meminta pertolongan mendapatkan petunjuk yang ditujukan
kepada Allah. Ia menyimpan banyak khasiat meskipun masih banyak di antara kita
belum memahaminya karena kegiatan membaca ini mungkin dijadikan sebagai ritual
dari nenek moyang terdahulu kita. Padahal jika kita memahami kelebihan yang
terkandung dalam surah yasin tentu akan semakin meneguhkan hati kita untuk
terbiasa membaca, seperti dalam sabda Rasulullah SAW: “siapa yang memasuki
pemakaman lalu membaca surah yasih, maka azab kubur mereka (yang berhak
mendapatkan siksa) diringankan pada hari itu, dan ia akan mendapatkan kebaikan
sebanyak jumlah ahli kubur yang ada didalamnya”.
Surah ini memberi jalan bagi manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya, ibarat
seseorang berada dalam goa gelap tanpa lubang hingga cahaya tidak akan pernah
bisa menembusnya. Sebagai kalam Allah, surah yasin menjadi salah satu pintu
yang nantinya akan membawa kita kepada lorong menuju keharibaanNya. Di dalamnya
tersimpan banyak kelebihan dibanding ayat-ayat lainnya, seperti dalam sabda
Rasulullah, “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu ada jantungnya. Jantung Alquran
adalah surah yasin. Barang siapa membacanya, Allah akan menghitungnya seperti
membaca sepuluh kali Alquran.” Dari hadist itulah terlihat betapa kelebihan
terkandung dalam surah yasin hingga Rasulullah memberikan keistimewaan
tersendiri bagi pembacanya.
Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad berasal dari keturunan para nabi masa
awal yang menyampaikan dan mengamalkan risalah Tuhan secara sangat sederhana. Lebih
dari satu hadis yang mengabarkan kepada kita tentang jumlah Nabi dan Rasul yang
mencapai 124.000. Pada waktu yang berbeda-beda diberbagai negara, hadir seorang
Nabi. Maka kemudian manusia berubah, kearah yang lebih murni dan lebih jernih
hatinya. Situasi tempat para Nabi ini tinggal umumnya lebih kondusif untuk
menempuh jalan rohani ini. Jadi betapa kita telah mendapatkan jalan-jalan ampuh
untuk kita tempuh dalam mendapatkan ridha Allah dengan mengikuti langkah jejak
para rasul terdahulu. Dalam kehidupan ini ilmu Allah telah dituliskan, maka
mengapa kita tidak bergerak menuju kepadaNya, selagi kita masih mampu? Kita
berada pada keadaan tersebut nanti, setelah merasakan kematian, maka apa yang
masih kita tunggu untuk mencoba menemukan maknanya di kehidupan ini.
Buku Surah Yasin; Makna dan Khasiat karya Syekh Fadhlallah berbeda dengan
kitab-kitab klasik lainnya yang hanya terpaku pada textualitas, tapi disini
penulis mencoba menjelaskan kandungan tentang gambaran yang menyeluruh tentang
tauhid, tentang sifat yang mahawujud, tentang hukum-hukum yang mengatur
kehidupan dan tingkat kebebasan manusia sebagai mahluk jasmani-rohani; membawa
kita kepada pengetahuan tauhid, dari percaya (iman) kepada yakin, dan ini
sangat sesuai dengan perkataan Ali ibn Abi Thalib, “Jika semua hal yang tidak
kuketahui diperkenalkan kepadaku, maka keyakinanku tidak akan bertambah.” Pengetahuan
batin yang dimaksud Ali dalam pernyataannya ini, yaitu keyakinan mutlak tentang
pengetahuan Yang Maha wujud (hal. 9)
Fadhlallah menambahkan bahwa dalam setiap aspek dari Alquran harus diambil
dan digunakan oleh mereka yang sangat menginginkan pengetahuan Ilahi, mereka
yang berkeinginan mengenal Allah. Kita tidak hanya menaruh perhatian terhadap
Alquran sebagai dokumen sejarah, tak ada yang pernah berakhir maupun berubah. Apa
yang ada dihati manusia zaman sekarang. Semua unsurnya sama: iman-kafir, cinta-benci,
damai-kekerasan, kasih sayang-kemarahan, nyaman-tidak nyaman, sakit-sehat, hidup-mati,
Jiwa (nafs) merupakan sebuah kesadaran. Jiwa dipenuhi aneka sifat tadi; baik
yang terpuji maupun tercela. Di setiap hati, sifat-sifat ini ada dalam kadar
yang berbeda-beda, di mana keadaan yang berbeda menimbulkan sifat yang berbeda
pula, baik itu hati seorang manusia biasa maupun seorang nabi.
Maka, kita sebagai umat muslim haruslah menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah, sebagai penguasa alam semesta dan memiliki hasrat terhadap pengetahuan
Ilahi yang akan dijadikan bekal berperang melawan kekafiran atau unsur-unsur
negatif dalam diri yang akhirnya akan mendapatkan imbalan surga kekal yaitu
keenakan penuh kenikmatan dan kebahagiaan. Semua ini bisa kita wujudkan dengan
mengamalkan segala perintah dalam Alquran, meski cukup memberatkan, tapi dengan
hati yang tulus tanpa ada pamrih dari orang lain, akan terasa nikmat hanya saja
sifat tawakkal kepada Tuhan tetap kita tanamkan dalam hati.
Buku ini sangat membantu menuntun umat muslim menapaki jalan
keharibaanNya, karena manusia dalam perjalan akhir-akhir ini khususnya yang
menjadi penyebab hancurnya umat muslim diakibatkan oleh diabaikannya
pengetahuan tauhid. Banyak orang memang berbicara tentang Islam, bahkan mengajarkan tentang
Islam. Namun, berbeda dengan pengajaran lainnya, pengajaran Islam harus
disertai dengan pengamalannya. Kalau tidak ada realisasinya akan lebih buruk
dari sekedar sia-sia belaka karena nantinya Tuhan akan meminta pertanggung
jawaban atas semua prilaku kita.
Komentar